Tuesday, October 2, 2012

Hatta's Corner: Setia dalam Penantian, Sepi dalam kesendirian


hatta's-corner-UGM's-library
Hatta Corner merupakan pusat koleksi pribadi Mohammad Hatta, wakil presiden pertama RI. Letaknya di lantai tiga pustaka pusat UGM, Yogyakarta. Ruangnya cukup luas dan nyaman. Sebuah foto besar Hatta terlihat menggantung di sisi kanan pintu masuk; tersenyum dan seakan mempersilahkan pengunjung menikmati kumpulan buku-buku yang dirawatnya sejak menjadi siswa MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs atau Sekolah Menengah Pertama) di Padang.

Ada satu orang pengelolanya. Namanya Pak Margiono. Beliau ramah, khas Yogya, melayani para pengunjung yang membutuhkan beragam informasi di Hatta Corner. Dengan sabar dan telaten Pak Margiono menjaga sekitar empat ribu lebih koleksi Hatta Corner ini.

hatta's-corner-UGM's-library-room
Koleksi milik Hatta Corner beragam. Ada buku, majalah, bundel Kolonial Verslag (laporan kolonial Belanda), Lembaran Negara (Staatsblad) masa Hindia-Belanda, peta, foto-foto, dan lain-lain. Topiknya pun beragam seperti politik, sejarah, ekonomi, budaya, dan karya sastra dari berbagai negara seperti India, China, Korea, dan lain-lain. Ada yang beratnya cuma kurang satu kilo, tapi ada juga yang hampir 10 kg. Ada yang berbahasa Indonesia, Inggris, Perancis, Jerman, dan China.

Sebagian buku-buku atau majalah di sini barang langka. Ada sebagian yang telah berusia 500 tahun. Topik tentang sejarah Indonesia merupakan koleksi paling banyak di Hatta Corner. Tak heran sering mahasiswa sejarah UGM, S1 sampai S3 menghabiskan waktunya di ruangan ini, tetapi banyak juga dari bidang ilmu lain seperti sastra, politik, bahkan biologi.

Sepi
Menurut Pak Margiono, paling banyak dua atau tiga orang saja datang ke Hatta Corner setiap harinya. Paling lama mereka “bertahan” cuma tiga jam, setelah itu pergi lagi ke layanan lain perpustakaan pusat UGM. “Maklum, mungkin karena sepinya mereka jadi tak betah”, kata Pak Margiono.

Seorang mahasiswa sejarah mengatakan, ruangan Hatta Corner ini berhantu. Semakin ke ujung memeriksa buku-buku dari latanah silam itu semakin merinding bulu kuduk dibuatnya. “Ada aura-aura kolonial gimana, gitu”, jelas Doni.

Lain halnya Yayuk, mahasiswa pascasarjana sejarah UGM. Ia kerasan berlama-lama di Hatta Corner. Selain sepi, koleksinya pun cukup lengkap tentang sejarah Indonesia masa kolonial. Diakuinya waktu menulis skripsi dulu, koleksi Hatta Corner memberi bahan sejarah melimpah. “Daripada ke Pustaka Nasional atau Arsip Nasional, Jakarta. Selain jauh dan makan biaya, kan mending di sini. Gak bayar lagi,” sebutnya.

Fadly, mahasiswa pascasarjana sejarah yang lain mengamini pendapat Yayuk. Menurutnya koleksi Hatta Corner cukup memuaskan. Ia bebas memfoto atau meng-copy sumber-sumber sejarah yang ada. Ia berniat membantu Pak Margiono mendigitalisasi karya-karya langka yang ada di sini. “Lumayan, Mas. Sembil menyelam minum air, sambil cari data kan dapat juga membantu menyelamatkan koleksi langka di Hatta Corner. Udah banyak yang mulai hancur, sayangkan jadinya,” kata Fadly.

Menyelamatkan
Kalau dikira-kira dua pertiga koleksi Hatta Corner memang mulai rusak sedang sampai parah. Pengunjung disarankan memakai masker dan sarung tangan karet kala membuka lembaran-lembaran buku atau majalah lama. Tetapi tetap saja ada yang nakal. Bundel kolonial verslag dari tahun 1915-1917 tampak awut-awutan. Banyak halamannya yang sobek dan lepas. Selain itu ada juga yang mulai rapuh karena tidak dijamah, sehingga debu yang melekat menjadi parasit yang menyebabkan covernya seperti berkarat.

Menurut cerita Fadly, pihak jurusan sejarah UGM dan Hatta Corner telah bersepakat mendigitalisasi semua koleksi tinggalan Hatta itu. Proyek ini dipimpin Prof. Dr. Djoko Suryo, seorang sejarawan senior UGM. Tetapi entah kenapa belum tampak kesibukan digitalisasi itu. “Mungkin terkendala biaya,” sebut Fadly.

Kurangnya perhatian dari berbagai pihak terhadap koleksi Hatta Corner ini cukup memprihatinkan. Perlu kiranya penyelamatan atas koleksi di Hatta Corner, tidak saja karena siapa yang mewarisi, tetapi juga kekayaan intelektual yang dikandungnya.

Lebih banyak lagi info review dengan mengklik Note Reviews

4 comments:

  1. bisa diakses oleh masyarakat umum tidak????syarat jadi membernya apa?? trima kasih..dan alangkah senangnya bisa jadi bagian dari Hatta Corner's

    ReplyDelete
  2. bisa diakses oleh masyarakat umum tidak????syarat jadi membernya apa?? trima kasih..dan alangkah senangnya bisa jadi bagian dari Hatta Corner's

    ReplyDelete
  3. bisa diakses oleh masyarakat umum tidak????syarat jadi membernya apa?? trima kasih..dan alangkah senangnya bisa jadi bagian dari Hatta Corner's

    ReplyDelete
  4. masyarakat umum dapat mengaksesnya. tapi kalau mau jadi anggota pustakanya, sepertinya masih terbatas bagi mahasiswa UGM. (admin)

    ReplyDelete